Minggu, 06 April 2014

OPINI TEORI MOTIVASI

Judul Buku    : Motivation Theory and Research 
Pengarang    : Herbert L. Petri

Para teoritis menyimpulkan bahwa dasar dari motivasi pada manusia adalah terpenuhi segala kebutuhan pribadinya. Secara personal saya memiliki pendapat mengenai motivasi, yaitu bahwa setiap individu memiliki motivasi berbeda-beda walaupun dengan tujuan yang sama, dengan kata lain motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. 
Contoh sederhana dari penjelasan tersebut adalah :

“seseorang yang sedang masuk ke sebuah kedai makanan di siang hari, orang yang melihat akan memiliki asumsi bahwa orang tersebut merasa lapar dan berkeinginan (motivasinya) untuk makan siang, namun kenyataannya, ketika ditelusiri lebih lanjut motivasi orang tersebut adalah bertemu dengan kekasihnya di kedai tersebut.”

Dengan membaca contoh di atas, maka secara garis besar kita telah memahami apa itu konsep utama motivasi. Dalam buku ini, keseluruhan motif yang mendorong perbuatan individu dibagi dalam 5 tingkat antara lain :

a.    Motif fisiologis,
b.    Motif pengamanan,
c.    Motif persaudaraan dan kasih sayang,
d.    Motif harga diri,
e.    Motif aktulasisasi diri.

Sehingga dapat diakatakan bahwa manusia memiliki motif yang bertingkat-tingkat sesuai dengan urgensinya, dalam hal ini motif fisiologis seperti makan, minum, dll adalah motif yang paling utama, dan motif aktualisasi diri seperti pengemabngan potensi atau bakat berada di tingkat terendah.

Buku ini secara jelas menyajikan motivasi berdasarkan berbagai macam hal seperti penjelasan biologis, perilaku, dan evolusi zaman, yang  memungkinkan mahasiswa untuk menarik kesimpulan mereka sendiri. Dengan dilengkapi data-data yang bersumber pada teoritis terkemuka seperti Pavlov, maka mahasiswa yang membaca buku teori motivasi ini akan lebih mudah memahami penjelasan yang terdapat di dalamnya.

Satu kekurangan, buku ini dicetak dalam bahasa Inggris, sehingga diperlukan ketelitian dalam membaca kalimatnya bagi pembaca di Indonesia.

Senin, 17 Maret 2014

Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 16

Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson

BAB 16
PENUTUP


Hampir segala sesuatu yang terjadi dalam teori belajar dewasa ini, dalam beberapa hal adalah perluasan dari salah satu teori belajar utama yang disajikan.

TREN TERBARU DALAM TEORI BELAJAR

Terdapat empat tren utama dalam pendekatan studi belajar dewasa ini. Pertama, teori belajar saat ini lebih sederhana cakupannya. Kedua, ada penekanan pada neurofisiologi belajar. Ketiga proses kognitif seperti pembentukan konsep, pengambilan resiko, dan pemecahan masalah kembali menjadi topik studi yang populer. Keempat, ada peningkatan perhatian terhadap aplikasi prinsip belajar untuk solusi problem praktis.

BEBERAPA PERTANYAAN TENTANG BELAJAR YANG BELUM TERJAWAB

•Bagaimana Belajar Bervariasi sebagai Fungsi Pendewasaan?
Banyak peneliti (misalnya, Piaget dan Hebb) menemukan bahwa belajar yang terjadi pada satu tahap kedewasaan tidak sama dengan yang terjadi pada tahap pendewasaan lainnya.

•Apakah Belajar Bergantung pada Penguatan?
Banyak teoretisi belajar mengatakan bahwa belajar bergantung pada penguatan, namun mereka memiliki opini yang berbeda-beda, namun mereka semua menunjukkan bahwa beberapa dari pengalaman sehari-hari kita bersifat “tetap” dan sebagian lainnya tidak.

•Bagaimana Belajar Bervariasi sebagai Fungsi Spesies?
Bitterman (1960) mengamati bahwa beberapa spesies hewan tidak dapat dipelajari spesies lain. Problem bisa tidaknya generalisasi temuan riset ini kini sudah mendapat perhatian.

•Dapatkah Beberapa Asosiasi Dipelajari dengan Lebih Mudah Ketimbang Lainnya?
Bolles, Garcia, dan yang lainnya menemukan bahwa beberapa asosiasi bersifat “kurang natural” dan sulit dibentuk, dan ini menunjukkan bahwa asosiasi yang terkait langsung dengan kelangsungan hidup organisme adalah yang paing mudah dibentuk.

•Bagaimana Perilaku yang Dipelajari Berinteraksi dengan Perilaku Instingtif?
Banyak psikolog menyimpulkan bahwa tendensi respon bawaan organisme mungkin membatasi sejauh mana perilaku dapat dimodifikasi melalui proses belajar. Sejauh mana batas ini ada pada manusia masih merupakan pertanyaan yang belum terjawab.

•Sejauh Mana Belajar adalah Fungsi dari Lingkungan Keseluruhan?
Bagaimanapun hal-hal yang dipelajari anak berhubungan dengan apa yang mereka pelajar dari lingkungan di sekitar mereka, contohnya orangtua, televisi, buku, games, atau dari teman sebayanya.

•Bagaimana Semua Pertanyaan di Atas Berhubungan dengan Tipe Belajar?
Semakin banyak yang diketahui tentang satu area,maka semakin mudah untuk membedakannya. Semakin banyak area belajar yang diketahui, area itu semakin terdiferensasi.

BELUM ADA JAWABAN FINAL TENTANG PROSES BELAJAR
Dalam menentukan perilaku manusia, tidak ada proses yang lebih penting ketimbang belajar, dan jika begitu, maka salah satu upaya penting yang bisa dilakukan seseorang adalah membantu mengungkapkan misteri dibalik proses belajar itu.

Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 11

Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson

 BAB 11
Jean Piaget


Jean Piaget lahir pada 9 Agustus   1896 di Neuchatel, Swiss. Piaget  telah memublikasikan sekitar 30 buku dan lebih dari 200 artikel dan terus melakukan riset produktif University of Geneva sampai meninggal pada 1980.

KONSEP TORITIS UTAMA

• Ineligensi
Intelegensi memungkinkan organisme untuk menangani secara efektif lingkungannya. Teori Piaget sering disebut sebagai genetis epistemologi (epistemologi genetik) karena Tori ini berusaha melacak perkembangan kemampuan intelektual. Perlu dijelaskan bahwa genetik mengacu pada pertumbuhan developmental bukan warisan biologis.
• Skematika
Skema adalah istilah yang amat penting dalam teori Piaget. Suatu skema dapat dianggap sebagai elemen dalam struktur kognitif organisme. Skemata (respons terhadap lingkungan fisik) dapat muncul dalam bentuk perilaku yang jelas, seperti dalam kasus refleks memegang, atau dapat muncul secara tersamar.
• Asimilasi dan Akomodasi
Asimilasi dan akomodasi disebut sebagai functional invariants (invarian fungsional) karena mereka terjadi di semua level perkembangan intelektual. Tetapi jelas, bahwa pengalaman sebelumnya cenderung melibatkan lebih banyak akomodasi ketimbang pengalaman yang kemudian karena semakin banyak hal-hal yang dialami akan berhubungan dengan struktur kognitif yang ada, dan membuat akomodasi substansial makin tak diperlukan saat individu bertambah dewasa.
• Ekuilibrasi
Konsep ekuilibrasi menurut Piaget sejajar dengan konsep hedonisme Freud atau konsep aktualisasi diri Maslow dan Jung. Ini adalah konsep motivasionalnya, yang bersama dengan asimilasi dan akomodasi dipakai untuk menerangkan pertumbuhan intelektual anak. Mekanisme asimilasi dan akomodasi, dan kekuatan penggerak ekuilibrasi, akan menghasilkan pertumbuhan intelektual yang pelan tetapi pasti.
Proses ini digambarkan sebagai berikut :
Lingkungan fisik

Struktur Kognitif

Persepsi

Asimilasi Akomodasi
• Interiorisasi
Interaksi awal dengan lingkungan adalah interaksi sensorimotor; yakni, mereka merespon stimuli lingkungan secara langsung dengan reaksi motor (gerak) refleks. Interiorisasi adalah proses yang dengannya tindakan adaptif makin tersamar.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

1. Sensorimotor stage (dari lahir sampai dua tahun), pada akhir tahap ini anak mengembangkan konsep kepermanenan objek (object permanence).

2. Preoperational Thinking (sekitar dua sampai tujuh tahun) dibagi menjadi dua :

A.Pemikiran prakonseptual, yaitu anak mulai mengklarifikasi benda-benda dalam kelompok tertentu sesuai kemiripannya, tetapi masih ada beberapa kesalahan misalnya, semua laki-laki adalah “ayah”, semua perempuan adalah “ibu” dan semua mainan adalah “miliku”.

B.Periode pemikiran intuitif, ciri paling menonjol pada tahap ini adalah kegagalan untuk mengembangkan Conservation (konservasi). Menurut Piaget, konservasi adalah kemampuan yang muncul sebagai hasil akumulasi pengalaman anak dengan lingkungan, dan bukan kemampuan yang bisa diajarkan sampai anak memiliki kemampuan awal ini.

3.Concrete Operation, anak kini mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakuan pengurutan (terkecil sampai terbesar), dan menangani konsep angka.

4.Formal Operation (11 atau 12 tahun hingga 14 atau 15 tahun), anak-anak kini bisa menangani situasi hipotesis, dan proses berfikir tak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan riil.

KONDISI OPTIMAL UNTUK BELAJAR

Pada tahun 1966, Piaget mengatakan, “Manusia sejak lahir sudah berada dalam lingkungan fisik dan sosial yang memengaruhinya. Masyarakat, dalam satu pengertian, lebih dari sekedar lingkungan fisik, dan lingkungan sosial bisa mengubah struktur dasar individu, sebab ia bukan hanya memaksa individu untuk mengenali fakta, tetapi juga memberinya sistem tanda yang sudah siap, yang akan memodifikasi pemikirannya.

PENDAPAT PIAGET TENTANG PENDIDIKAN

Menurut Piaget, pendidikan yang optimal membutuhkan pengalaman yang menantang bagi pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilkan pertumbuhan intelektual.


Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 8

 
Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson

BAB 8
Edwin Ray Guthrie

Guthrie lahir pada 1886 dan meninggal pada 1959. Dia adalah profesor psikologi di University of Washington dari 1914 sampai pensiun pada 1956. Gaya tulisannya mudah diikuti, penuh humor, dan menggunakan banyak kisah untuk menunjukkan contoh ide-idenya. Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan satu percobaan yang terkait dengan Tori belajarnya, yaitu hukum asosiasi Aristoteles.

KONSEP TEORITIS UTAMA

•Satu Hukum Belajar
Guthrie (1952) berpendapat bahwa kaidah yang dikemukakan oleh teoretis seperti Thorndike dan Pavlov adalah terlalu ruwet dan tidak perlu, sebagai gantinya dia mengusulkan satu hukum belajar, law of contiguity (hukum kontinuitas). Hukum kontiguitas menurut Guthrie adalah ”Apa-apa yang dilihat akan menjadi sinyal untuk apa-apa yang dilakukan” (h. 186).

•Belajar Satu Percobaan
Menurut Guthrie, belajar adalah hasil dari kontiguitas antara satu pola stimulasi dengan satu respon. Dengan prinsip One-trial learning (belajar satu percobaan) yaitu “Suatu pola stimulus mendapatkan kekuatan asosiatif penuh pada saat pertama kali dipasangkan dengan satu respon” (h. 30).

•Prinsip Kebaruan
Prinsip kontiguitas dan belajar satu percobaan membutuhkan recency principle (prinsip kebaruan), apapun yang kita lakukan terakhir kali dalam situasi tertentu akan cenderung kita lakukan lagi jika situasi itu kita jumpai lagi.

•Stimuli Yang Dihasilkan Oleh Gerakan.
Movement - produced stimuli (stimuli yang dihasilkan oleh gerakan), yakni setelah satu respon dipicu oleh stimuli eksternal, tubuh itu sendiri menghasilkan stimulus untuk respons selanjutnya dan respons itu melengkapi untuk respons selanjutnya, dan seterusnya.

•Praktik Latihan Meningkatkan Performa
Dalam hal ini Guthrie berpendapat bahwa belajar terjadi setelah satu kali pengalaman, sedangkan Thorndike meyakini bahwa belajar terjadi setelah melalui peningkatan secara bertahap.

•Sifat Penguatan
Menurut Guthrie, penguatan mengubah kondisi yang menstimulasi dan karenanya mencegah terjadinya nonlearning.

•Eksperimen Guthrie-Horton
Guthrie dan Horton telah mengamati sebuah eksperimen yang dilaporkan dalam buku  berjudul Cats in a Puzzle Box. Mereka menemukan perilaku stereotip (stereotype behavior) pada subjek eksperimen (kucing). Guthrie menyimpulkan bahwa setiap kejadian yang diikuti dengan respon yang diinginkan dari hewan akan mengubah kondisi yang menstimulasi dan karenanya mempertahankan respon di dalam kondisi yang menstimulasi sebelumnya.

•Lupa
Guthrie berpendapat bahwa setiap kali mempelajari sesuatu yan baru, maka proses itu akan “menghambat” sesuatu yang lama. Dengan kata lain, lupa disebabkan oleh intervensi. Tak ada intervensi, maka Iupa tidak terjadi.

CARA MEMUTUS KEBIASAAN

Kebiasaan adalah respon yang menjadi diasosiasikan dengan sejumlah besar stimulus. Semakin banyak stimuli yang menimbulkan respon, maka semakin kuat kebiasaan. Berikut adalah metode-metode yang dikemukakan Guthrie dalam memutus kebiasaan.

1.Thresold Method (Metode Ambang)
Adalah sebuah metode yang intinya memutus kebiasaan dengan cara perlahan (bertahap-tahap) dan menggantinya dengan kebiasaan baru.
2.Fatigue Method (Metode Kelelahan)
Adalah metode yang bisa dibilang menggunakan cara pemaksaaan hingga subjeknya merasa lelah dan bosan, yang pada akhirnya subjek mau mengubah kebiasaaan.
3.Incompatible Method (Metode Respon yang Tidak Kompatible)
Dengan metode ini dtimuli untuk respon yang tidak diinginkan disajikan bersama stimuli lain yang menghasilkan respon yang tidak kompatibel dengan respon yang tidak diinginkan tersebut. 

•Membelokkan Kebiasaan
Membelokkan atau menyimpangkan kebiasaan dilakuka dengan menghindari petunjuk yang menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan.

•Hukuman
Beberapa pendapat Guthrie tentang hukuman yaitu:
a.Yang penting bukanlah rasa sakit yang ditimbulkan oleh hukuman namun apa yang mampu membuat organisme tersebut berbuat.
b.Hukuman harus menimbulkan perilaku yang tidak kompatibel dengan perilaku yang dihukum.
c.Hukuman harus diaplikasikan bersama dengan stimuli yang menimbulkan perilaku yang dihukum.
d.Jika syarat b dan c tidak terpenuhi, hukuman tidak akan efektif atau justru memperkuat respon yang tidak diinginkan.

•Niat
Niat atau intentions dinamakan demikian karena maintaining simulation dari dorongan biasanya berlangsung selama periode waktu tertentu (sampai dorongan / motivasi berkurang).

•Transfer Training
Guthrie mengatakan pada mahasiswa universitasnya, jika Anda ingin mendapat manfaat terbesar dari studi Anda, Anda harus berlatih dalam situasi yang persis sama-dalam kursi yang sama-di mana Anda akan diuji.

PENDAPAT GUTHRIE TENTANG PENDIDIKAN
Guthrie menyarankan proses pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan respon apa yang harus dibuat untuk satu stimuli.

Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 5

Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson

BAB 5
Burrhus Frederic Skinner


Skinner (1904-1990) lahir Susquehanna, Pennsylvannia. Skinner mengajar psikologi di University of Minnesota antara 1936 dan 1945, Skinner pindah ke Indiana University untuk menjabat ketua jurusan Fakultas Psikologi. Pada 1948 Dia kembali ke Harvard, dan tetap di sana sampai akhir hayatnya pada 1990.

KONSEP TEORITIS UTAMA

•Behaviorisme Radikal
Menurut Skinner, aspek yang dapat diamati dan dapat diukur dari lingkungan, dari perilaku organisme, dan dari konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian ilmiah.

•Perilaku Responden dan Operan
Skinner membedakan dua jenis perilaku responden behavior (perilaku responden), yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant behavior (perilaku operan), yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organisme. Respon  yang tidak terkondisikan (bersyarat) atau unconditioned response adalah contoh dari perilaku responden karena respon ini ditimbulkan oleh stimuli yang tak terkondisikan.

•Pengkondisian Tipe S dan Tipe R

Penting untuk dicatat bahwa dalam pengkondisian Tipe R, kekuatan pengkondisiannya ditunjukkan dengan tingkat respon (response rate), sedangkan dalam pengkondisian Tipe S kekuatan pengkondisiannya biasanya ditentukan berdasarkan besaran (magnitude) dari respon yang terkondisikan.

•Prinsip Pengkondisian Operan
Skinner mendefinisikan kultur sebagai perangkat kontingensi penguatan. Organisme bernyawa akan senantiasa dikondisikan oleh lingkungannya, lanjut Skinner. Kita bisa membiarkan prinsip belajar beroprasi secara tak terduga ke anak kita, atau kita bisa secara sistematis menerapkan prinsip itu dan memberi arah kepada perkembangan mereka.

•Kotak Skinner
Kotak Skinner adalah ruang tes kecil yang digunakan oleh Skinner untuk melakukan tes percobaan binatang. Kotak ini adalah pengembangan dari kotak teka-teki yang dipakai oleh Thorndike.

•Pengkondisian Respons Penekanan Tuas
Pengkondisian respons penekanan tuas menggunakan langkah berikut :
1.Deprivasi, atau pengangkat prosedur yang dihubungkan dengan bagaimana satu organisasi melakukan tugas tertentu.
2.Magazine Training, mekanisme pemberi makanan terhadap hewan.
3.Penekanan Tuas, atau sebuah sinyal terhadp hewan untuk mendekti cangkir makanan.

•Hukuman
Punishment (hukuman) terjadi ketika satu respon menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi atau menambahkan sesuatu yang negatif. Argumen utama Skinner yang menantang penggunaan hukuman adalah bahwa hukuman dalam jangka panjang itu tidak efektif. Argumen lain yang menentang hukuman adalah sebagai berikut :
1.Hukuman menyebabkan efek samping emosional yang buruk.
2.Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan oleh organisme.
3.Hukuman menjustifikasi tindakan menyakiti pihak lain.
4.Organisme akan merasa diperbolehkan untuk melakukannya lagi.
5.Hukuman akan menyebabkan sikap agresi terhadap pelaku penghukum dan pihak lain.
6.Hukuman memperburuk keadaan dengan respons yang tidak diinginkan.

RELATIVITAS PENGUATAN

•David Premack
Jika satu aktivitas terjadi lebih sering ketimbang aktivitas-aktivitas lain, maka aktivitas itu dapat digunakan sebagai penguat untuk memperkuat aktivitas yang sering dilakukan. Implikasi dari riset Premack cukup luas. Misalnya, apa yang dapat menjadi penguat menjadi sangat personal dan terus-menerus berubah.

•PANDANGAN SKINNER TENTANG PENDIDIKAN

Menurut Skinner, belajar akan berlangsung efektif apabila, 1) Informasi yang dipelajari disajikan secara bertahap, 2) pembelajar memberikan umpan balik (feedback), 3) pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri. Ciri-ciri belajar terprogram oleh Skinner adalah :
1.Langkah-langkah kecil. Pembelajar dihadapkan pada sejumlah kecil informasi berupa frame demi frame.
2.Respon yang jelas. Jawaban yang jelas dapat diperkuat dan pendapat yang salah dapat dibenahi.
3.Umpan balik segera. Segera setelah memberi respons siswa diberi tahu apakah respon mereka benar atau salah.
4.Self-pacing, siswa menempuh pelajaran terprogram sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya sendiri.

•Sistem Instruksi Personal
Memberikan pelajaran secara individual biasanya menggunakan empat langkah, yaitu :
1.Menentukan materi yang akan disampaikan.
2.Membagi materi menjadi segmen-segmen tersendiri.
3.Menciptakan metode evaluasi sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam segmen tertentu.
4.Mengizinkan siswa melangkah dari satu segmen ke segmen lainnya sesuai kemampuan mereka.






Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 3

Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson


BAB 3
Gagasan Awal tentang Belajar

ESTIMOLOGI DAN TEORI BELAJAR
Estimologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat pengetahuan. Pandangan Plato dan Aristoteles tentang hakikat pengetahuan telah memengaruhi kecenderungan filsafat yang masih ada hingga sekarang.

PLATO
Plato (427-347 SM) adalah murid terkenal dari filsuf Socrates. Dia menyusun teori pengetahuan berdasarkan gagasan Pythagorean bahwa hal-hal abstrak memiliki eksistensi sendiri dan berpengaruh. 

·      Teori Pengetahuan Kenangan
Plato adalah nativis karena dia menganggap pengetahuan adalah diwariskan. Dia juga rasionalis karena menganggap pengetahuan ini hanya dapat diketahui melalui pemikiran atau penalaran.

ARESTOTELES
Arestoteles merupakan murid Plato yang pada awalnya menganut ajaran Plato namun kemudian berbeda pendapat dengannya. Arestotales merumuskan hukum asosiasi, dia mengatakan bahwa pengalaman atau ingatan akan satu objek cenderung menimbulkan ingatan akan hal-hal yang serupa dengan objek itu (hukum kesamaan), ingatan akan hal-hal yang berlawanan (hukum kontras) atau ingatan tentang hal-hal yang pada awalnya dialami bersama objek tersebut (hukum konfigurasi).

AWAL PSIKOLOGI MODERN
Thomas Hobbes (1588-1697) menentang gagasan bahwa ide bawaan adalah sumber pengetahuan. Dia berpendapat bahwa kesan indra adalah sumber dari semua pengetahuan.
John Locke (1632-1704) juga menentang ide-ide bawaan. Menurutnya, pikiran terdiri dari ide, dan ide datang dari pengalaman.
George Barkeley (1685-1753) mengklaim bahwa Locke tidak melangkah cukup jauh. Masih ada semacan dualisme dalam pandangan Locke yang menyatakan bahwa objek fisik menimbulkan ide-ide tentang objek tersebut.
Immanuel Kant (1724-1804) menganggap bahwa analisis cermat terhadap pengalaman kita akan mengungkapkan kategori pemikiran tertentu.
John Stuart Mill (1806-1873) menyatakan bahwa ide-de kompleks tak lain adalah kombinasi dari ide-ide sederhana, dan ide sederhana dikombinasikan menjadi satu totalitas baru yang tidak mirip dengan bagian-bagiannya.

 PENGARUH HISTORI LAIN TENTANG BELAJAR
Thomas Reid (1710-1796) menentang elementisme dari empiris, namun tangannya mengambil bentuk yang berbeda dari penentangan John Stuart Mill.
Franz Joseph Gall (1758-1828) membawa psikologi psikologi fakultas beberapa langkah lebih jauh. Dengan menggunakan diagram phrenology yang menjelaskan tentang kurikulum pendidikan.
Charles Darwin (1809-1882) mendukung gagasan evolusi biologis dengan menyajikan banyak bukti, sehingga pandangannya dikaji secara serius.
Herman Ebbinghaus (1850-1909) telah membebaskan psikologi dari filsafat dengan menunjukkan bahwa proses mental yang lebih tinggi dari belajar dan memori dapat diteliti secara eksperimental.


Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 2




Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson


BAB 2
PENDEKATAN UNTUK STUDI BELAJAR


Sulitnya melakukan pengamatan terhadap pengkajian belajar menimbulkan begitu banyak pendekatan studi. Misalnya, beberapa pihak menyatakan bahwa tempat terbaik untuk mengkaji belajar adalah di lapangan (dalam kenyataan) bukan di laboratorium.
 STUDI SISTEMATIS TERHADAP BELAJAR
Di masa modern, bagian dari psikologi yang membahas proses belajar telah menjadi makin ilmiah (scientific).
·      Apakah Ilmu Pengetahuan (Sains) Itu?
Menurut Hergenhahn dan Olson (2003), sains mengombinasikan dua pandangan filsafat kuno tentang asal-usul pengetahuan. Salah satunya, yang dinamakan rasionalisme, menyatakan bahwa seseorang mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan pikiran, atau dengan kata lain dengan berpikir, menalar dan menggunakan logika.

·      Aspek-Aspek Teori
Semua teori ilmiah, betapapun abstraknya aset formalnya, diawali dan diakhiri dengan pernyataan tentang kejadian yang dapat diamati. Kaidah ilmiah (scientific law) dapat didefinisikan sebagai hubungan yang konsisten antara dua atau lebih kelompok kejadian yang terlihat. Semua ilmu pengetahuan ilmiah berusaha mengungkapkan kaidah atau hukum tersebut.
·      Dari Riset Hingga Teori
Walaupun tujuan riset adalah untuk menemukan hukum-hukum (hubungan yang teramati antar kejadian), penelitian ilmiah tak cukup hanya dengan mengamati dan mencatat ratusan atau mungkin ribuan hubungan empiris.
·      Teori Sebagai Alat
Jika sebuah hipotesis yang dihasilkan oleh teori bisa dikonfirmasi atau diterima, maka teori itu akan semakin kuat. Jika hipotesis dari teori itu tertolak, maka teori itu akan semakin lemah dan harus direvisi atau ditinggalkan.

·      Prinsip Parsimoni
Karakteristik lain dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia mengikuti principle of parsimony (prinsip parsimoni). Prinsip ini menyatakan bahwa ketika dua teori yang sama-sama efektif dapat menjelaskan fenomena yang sama.
EKSPERIMEN BELAJAR
Setiap eksperimen melibatkan sesuatu yang perubahannya diukur, yakni variaben terikat, dan sesuatu yang dikontrol atau dimanipulasi oleh eksperimenter untuk melihatefeknya terhadap variabel terkait itu, yaitu variabel lepas atau bebas.
·      Kepustusan Arbitrer dalam Menentukan Eksperimen Belajar
Jumlah keputusan arbitrer diringkas dalam 8 bagian di bawah ini :
  1. Aspek Apa dari Proses Belajar yang Harus Diteliti?, meskipun satu teori belajar bertujuan menentukan kondisi-kondisi tempat proses belajar berlangsung, pemilihan kondisi yang akan diinvestigasi akan ditentukan sendiri oleh ekperimenter.
  2. Teknik Idiografis vs. Nomotesis, kedua teknik ini menghasilkan kesimpulan berbeda mengenai hakikat belajar.
  3. Subjek Manusia vs Subjek Hewan, eksperimen dengan manusia atau hewan digunakan dalam keadaan tertentu dan tidak dapat digeneralisasikan ke dunia luar.
  4. Teknik Korelasi vs. Eksperimental, pengambilan kedua pendekatan ini akan tergantung pada preferensi periset.
  5. Variabel Bebas Mana yang Harus Dikaji?, belajar secara operasional didefinisikan sebagai trials to criterion maka inilah yang akan diukur dalam eksperimennya.
  6. Seberapa Banyak Level Bevas yang Akan Diteliti?, setelah satu atau lebih variabel bebas dipilih, periset harus menemukan berapa banyak level viabel bebas yang mesti direpresentasikan dalam eksperimen.
  7. Memilih Variabel Bebas, dengan menggunakan kecepatan sebagai variabel terikat, kita menemukan bukti positif transfer training dari satu tangan ke tangan lain.
  8. Analisis dan Interprestasi Data, setelah eksperimen didesain, dilaksanakan, dan dianalisis, ia harus diinterprestasikan.
 PENGGUNAAN MODEL
Berbeda dengan teori, sebuah model biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses yang rumit; model dipakai untuk menyerdahanakan proses yang menjadikannya mudah dipahami. Model dipakai untuk menunjukkan bagaimana sesuatu itu seperti sesuatu yang lain.
BELAJAR DALAM LABORATORIUM VERSUS OBSERVASI NATURALISTIS
Berbeda dengan observasi naturalistis, di mana periset tidak punya kontrol atas hal-hal yang sedang diamati, sebuah eksperimen dapat didefinisikan sebagai observasi terkontrol. Artinya, kita dapat melakukan observasi awal di satu lapangan, mengkajinya secara lebih detail mendetail di laboratorium, dan kemudian mengamati fenomena itu lagi di lapangan dengan pemahaman yang lebih besar yang diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium.
PANDANGAN KUHN TENTANG BEGAIMANA ILMU PENGETAHUAN BERUBAH
Aktivitas ilmuwan yang menerima paradigma tertentu terutama adalah mengelaborasi dan memverifikasi implikasi dari kerangka yang dipakai untuk subjek yang sedang diteliti.
 PANDANGAN POPPER TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Menurut Popper, problem akan menentukan observasi mana yang akan dilakukan oleh ilmuwan. Popper menekankan penolakan logis atas solusi problem dari pemecahan masalah.