Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson
BAB 2
PENDEKATAN UNTUK STUDI
BELAJAR
Sulitnya melakukan pengamatan terhadap pengkajian belajar
menimbulkan begitu banyak pendekatan studi. Misalnya, beberapa pihak menyatakan
bahwa tempat terbaik untuk mengkaji belajar adalah di lapangan (dalam kenyataan)
bukan di laboratorium.
STUDI SISTEMATIS
TERHADAP BELAJAR
Di
masa modern, bagian dari psikologi yang membahas proses belajar telah menjadi
makin ilmiah (scientific).
·
Apakah
Ilmu Pengetahuan (Sains) Itu?
Menurut
Hergenhahn dan Olson (2003), sains mengombinasikan dua pandangan filsafat kuno
tentang asal-usul pengetahuan. Salah satunya, yang dinamakan rasionalisme,
menyatakan bahwa seseorang mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan pikiran,
atau dengan kata lain dengan berpikir, menalar dan menggunakan logika.
· Aspek-Aspek Teori
Semua
teori ilmiah, betapapun abstraknya aset formalnya, diawali dan diakhiri dengan
pernyataan tentang kejadian yang dapat diamati. Kaidah ilmiah (scientific law) dapat didefinisikan
sebagai hubungan yang konsisten antara dua atau lebih kelompok kejadian yang
terlihat. Semua ilmu pengetahuan ilmiah berusaha mengungkapkan kaidah atau
hukum tersebut.
· Dari Riset Hingga Teori
Walaupun
tujuan riset adalah untuk menemukan hukum-hukum (hubungan yang teramati antar
kejadian), penelitian ilmiah tak cukup hanya dengan mengamati dan mencatat
ratusan atau mungkin ribuan hubungan empiris.
· Teori Sebagai Alat
Jika
sebuah hipotesis yang dihasilkan oleh teori bisa dikonfirmasi atau diterima,
maka teori itu akan semakin kuat. Jika hipotesis dari teori itu tertolak, maka
teori itu akan semakin lemah dan harus direvisi atau ditinggalkan.
· Prinsip Parsimoni
Karakteristik
lain dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia mengikuti principle of parsimony (prinsip parsimoni). Prinsip ini menyatakan
bahwa ketika dua teori yang sama-sama efektif dapat menjelaskan fenomena yang
sama.
EKSPERIMEN BELAJAR
Setiap
eksperimen melibatkan sesuatu yang perubahannya diukur, yakni variaben terikat,
dan sesuatu yang dikontrol atau dimanipulasi oleh eksperimenter untuk melihatefeknya
terhadap variabel terkait itu, yaitu variabel lepas atau bebas.
·
Kepustusan
Arbitrer dalam Menentukan Eksperimen Belajar
Jumlah
keputusan arbitrer diringkas dalam 8 bagian di bawah ini :
- Aspek Apa dari Proses Belajar yang Harus Diteliti?, meskipun satu teori belajar bertujuan menentukan kondisi-kondisi tempat proses belajar berlangsung, pemilihan kondisi yang akan diinvestigasi akan ditentukan sendiri oleh ekperimenter.
- Teknik Idiografis vs. Nomotesis, kedua teknik ini menghasilkan kesimpulan berbeda mengenai hakikat belajar.
- Subjek Manusia vs Subjek Hewan, eksperimen dengan manusia atau hewan digunakan dalam keadaan tertentu dan tidak dapat digeneralisasikan ke dunia luar.
- Teknik Korelasi vs. Eksperimental, pengambilan kedua pendekatan ini akan tergantung pada preferensi periset.
- Variabel Bebas Mana yang Harus Dikaji?, belajar secara operasional didefinisikan sebagai trials to criterion maka inilah yang akan diukur dalam eksperimennya.
- Seberapa Banyak Level Bevas yang Akan Diteliti?, setelah satu atau lebih variabel bebas dipilih, periset harus menemukan berapa banyak level viabel bebas yang mesti direpresentasikan dalam eksperimen.
- Memilih Variabel Bebas, dengan menggunakan kecepatan sebagai variabel terikat, kita menemukan bukti positif transfer training dari satu tangan ke tangan lain.
- Analisis dan Interprestasi Data, setelah eksperimen didesain, dilaksanakan, dan dianalisis, ia harus diinterprestasikan.
PENGGUNAAN MODEL
Berbeda
dengan teori, sebuah model biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses yang
rumit; model dipakai untuk menyerdahanakan proses yang menjadikannya mudah
dipahami. Model dipakai untuk menunjukkan bagaimana sesuatu itu seperti sesuatu
yang lain.
BELAJAR DALAM LABORATORIUM VERSUS
OBSERVASI NATURALISTIS
Berbeda
dengan observasi naturalistis, di mana periset tidak punya kontrol atas hal-hal
yang sedang diamati, sebuah eksperimen dapat didefinisikan sebagai observasi
terkontrol. Artinya, kita dapat melakukan observasi awal di satu lapangan,
mengkajinya secara lebih detail mendetail di laboratorium, dan kemudian
mengamati fenomena itu lagi di lapangan dengan pemahaman yang lebih besar yang
diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium.
PANDANGAN KUHN TENTANG BEGAIMANA
ILMU PENGETAHUAN BERUBAH
Aktivitas
ilmuwan yang menerima paradigma tertentu terutama adalah mengelaborasi dan
memverifikasi implikasi dari kerangka yang dipakai untuk subjek yang sedang
diteliti.
PANDANGAN POPPER TENTANG ILMU
PENGETAHUAN
Menurut
Popper, problem akan menentukan observasi mana yang akan dilakukan oleh ilmuwan.
Popper menekankan penolakan logis atas solusi problem dari pemecahan masalah.
0 komentar:
Posting Komentar