Senin, 17 Maret 2014

Rangkuman Buku Theories of Learning, 7th edition bab 2




Pengarang : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson


BAB 2
PENDEKATAN UNTUK STUDI BELAJAR


Sulitnya melakukan pengamatan terhadap pengkajian belajar menimbulkan begitu banyak pendekatan studi. Misalnya, beberapa pihak menyatakan bahwa tempat terbaik untuk mengkaji belajar adalah di lapangan (dalam kenyataan) bukan di laboratorium.
 STUDI SISTEMATIS TERHADAP BELAJAR
Di masa modern, bagian dari psikologi yang membahas proses belajar telah menjadi makin ilmiah (scientific).
·      Apakah Ilmu Pengetahuan (Sains) Itu?
Menurut Hergenhahn dan Olson (2003), sains mengombinasikan dua pandangan filsafat kuno tentang asal-usul pengetahuan. Salah satunya, yang dinamakan rasionalisme, menyatakan bahwa seseorang mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan pikiran, atau dengan kata lain dengan berpikir, menalar dan menggunakan logika.

·      Aspek-Aspek Teori
Semua teori ilmiah, betapapun abstraknya aset formalnya, diawali dan diakhiri dengan pernyataan tentang kejadian yang dapat diamati. Kaidah ilmiah (scientific law) dapat didefinisikan sebagai hubungan yang konsisten antara dua atau lebih kelompok kejadian yang terlihat. Semua ilmu pengetahuan ilmiah berusaha mengungkapkan kaidah atau hukum tersebut.
·      Dari Riset Hingga Teori
Walaupun tujuan riset adalah untuk menemukan hukum-hukum (hubungan yang teramati antar kejadian), penelitian ilmiah tak cukup hanya dengan mengamati dan mencatat ratusan atau mungkin ribuan hubungan empiris.
·      Teori Sebagai Alat
Jika sebuah hipotesis yang dihasilkan oleh teori bisa dikonfirmasi atau diterima, maka teori itu akan semakin kuat. Jika hipotesis dari teori itu tertolak, maka teori itu akan semakin lemah dan harus direvisi atau ditinggalkan.

·      Prinsip Parsimoni
Karakteristik lain dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia mengikuti principle of parsimony (prinsip parsimoni). Prinsip ini menyatakan bahwa ketika dua teori yang sama-sama efektif dapat menjelaskan fenomena yang sama.
EKSPERIMEN BELAJAR
Setiap eksperimen melibatkan sesuatu yang perubahannya diukur, yakni variaben terikat, dan sesuatu yang dikontrol atau dimanipulasi oleh eksperimenter untuk melihatefeknya terhadap variabel terkait itu, yaitu variabel lepas atau bebas.
·      Kepustusan Arbitrer dalam Menentukan Eksperimen Belajar
Jumlah keputusan arbitrer diringkas dalam 8 bagian di bawah ini :
  1. Aspek Apa dari Proses Belajar yang Harus Diteliti?, meskipun satu teori belajar bertujuan menentukan kondisi-kondisi tempat proses belajar berlangsung, pemilihan kondisi yang akan diinvestigasi akan ditentukan sendiri oleh ekperimenter.
  2. Teknik Idiografis vs. Nomotesis, kedua teknik ini menghasilkan kesimpulan berbeda mengenai hakikat belajar.
  3. Subjek Manusia vs Subjek Hewan, eksperimen dengan manusia atau hewan digunakan dalam keadaan tertentu dan tidak dapat digeneralisasikan ke dunia luar.
  4. Teknik Korelasi vs. Eksperimental, pengambilan kedua pendekatan ini akan tergantung pada preferensi periset.
  5. Variabel Bebas Mana yang Harus Dikaji?, belajar secara operasional didefinisikan sebagai trials to criterion maka inilah yang akan diukur dalam eksperimennya.
  6. Seberapa Banyak Level Bevas yang Akan Diteliti?, setelah satu atau lebih variabel bebas dipilih, periset harus menemukan berapa banyak level viabel bebas yang mesti direpresentasikan dalam eksperimen.
  7. Memilih Variabel Bebas, dengan menggunakan kecepatan sebagai variabel terikat, kita menemukan bukti positif transfer training dari satu tangan ke tangan lain.
  8. Analisis dan Interprestasi Data, setelah eksperimen didesain, dilaksanakan, dan dianalisis, ia harus diinterprestasikan.
 PENGGUNAAN MODEL
Berbeda dengan teori, sebuah model biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses yang rumit; model dipakai untuk menyerdahanakan proses yang menjadikannya mudah dipahami. Model dipakai untuk menunjukkan bagaimana sesuatu itu seperti sesuatu yang lain.
BELAJAR DALAM LABORATORIUM VERSUS OBSERVASI NATURALISTIS
Berbeda dengan observasi naturalistis, di mana periset tidak punya kontrol atas hal-hal yang sedang diamati, sebuah eksperimen dapat didefinisikan sebagai observasi terkontrol. Artinya, kita dapat melakukan observasi awal di satu lapangan, mengkajinya secara lebih detail mendetail di laboratorium, dan kemudian mengamati fenomena itu lagi di lapangan dengan pemahaman yang lebih besar yang diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium.
PANDANGAN KUHN TENTANG BEGAIMANA ILMU PENGETAHUAN BERUBAH
Aktivitas ilmuwan yang menerima paradigma tertentu terutama adalah mengelaborasi dan memverifikasi implikasi dari kerangka yang dipakai untuk subjek yang sedang diteliti.
 PANDANGAN POPPER TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Menurut Popper, problem akan menentukan observasi mana yang akan dilakukan oleh ilmuwan. Popper menekankan penolakan logis atas solusi problem dari pemecahan masalah.


0 komentar:

Posting Komentar